Hotel Hilton di Bandung

Hotel Hilton di Bandung -Hilton adalah sebuah merek dari Hilton Hotels Corporation, yang berbasis di Beverly Hills, California. Hotel ini merupakan salah satu hotel rantai yang terbesar di dunia.

Merk Hilton disatukan kembali setelah berpisah selama 40 tahun pada Februari 2006, ketika Hilton Hotels Corporation yang berbasis di AS membeli Hilton Group PLC yang berbasis di Kerajaan Bersatu.

Pada April 2007, rantai hotel ini telah memiliki 229 hotel di seluruh dunia dan berpartner dengan banyak maskapai penerbangan dan penyewaan mobil.

Kasus penembakan yang dituduhkan kepada Adiguna Sutowo semakin mencuat ke permukaan. Pasalnya, selain tersangka yang anak bungsu Ibnu Sutowo itu menyangkal menembak, juga sampai saat ini polisi belum menemukan pistol berjenis Cis.

Diperoleh keterangan dari 16 saksi, ada 15 saksi yang melihat Adiguna yang melakukan penembakan. Seusai menembak, Adiguna kemudian memberikan pistol kepada orang di sampingnya.

"Kejadiannya secepat kilat," kata salah seorang saksi. Saksi ini berada di lokasi saat kejadian penembakan.

Sementara itu, dua petinggi Polri saling berbeda pendapat soal surat izin kepemilikan senjata api Adiguna Sutowo. Menurut keterangan Kapolda Irjen Firman Gani, tersangka memiliki izin kepemilikan senjata api. Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Paiman mengemukakan, tersangka hanya memiliki izin senjata berpeluru karet dan lagi izin itu pun sudah dicabut.

"Dia tidak punya izin kepemilikan senjata api. Didata tidak ada. Penjelasan dari intel dia memang pernah mendapat izin kepemilikan senjata peluru karet tapi sekarang izin itu sudah dicabut sebelum kejadian," papar Paiman, Rabu (5/1).

Saat ditanya kenapa izin kepemilikan sejata peluru karet Adiguna dicabut, Paiman menyatakan tidak tahu.

Senada dengan Paiman, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Mathius Salempang menyebutkan, Adiguna hanya memiliki izin kepemilikan senjata api untuk peluru karet yang sudah kedaluwarsa.

Mathius mengatakan, pihaknya juga sedang berusaha mencari senjata api milik Adiguna Sutowo, antara lain dengan menyisir lokasi Bar Fluid Hotel Hilton, tempat kejadian penembakan terhadap Yohanes Brachmans Chaerudy Natong.

"Sampai saat ini, senjata api belum kami temukan. Penggeledahan sudah kami lakukan namun masih nihil," ujarnya.

Bahkan, Tim Gegana bersama Mabes Polri dan Polda Metro kembali menyisir di tempat kejadian. Dia menuturkan, penggeledahan terus dilakukan, salah satunya di bak kloset kamar 1654 Hotel Hilton yang merupakan kamar Adiguna. Di sana ditemukan 19 butir peluru dan handuk yang berlumuran darah.

Anggota Komisi III DPR RI Benny K Harman menekankan, ada indikasi Polri mempetieskan pengusutan kasus penembakan terhadap Yohanes BC Natong alias Rudi pada Sabtu (1/1) pagi yang diduga melibatkan Adiguna Sutowo.

"Kami memperoleh informasi, tekanan yang dilakukan pihak Adiguna Sutowo kepada Polri begitu kuat dan berujung kepada pengalihan atau memetieskan kasus ini," tandasnya.

Kabid Humas Polda Metro Kombes Tjiptono menegaskan, tidak akan pernah terjadi pertukaran pelaku dalam kasus penembakan yang melibatkan tersangka Adiguna Sutowo.

Menanggapi kekhawatiran masyarakat akan terjadinya pertukaran pelaku dalam kasus penembakan tersebut, Tjiptono menekankan, "Tidak benar jika ada yang menuduh polisi akan menukar pelaku. Itu tidak akan pernah terjadi. Kami akan profesional menyelesaikan kasus ini."

Dia mengungkapkan, adalah hal aneh jika ada kalangan yang khawatir akan terjadinya pertukaran pelaku, mengingat sehari setelah penembakan itu polisi telah menetapkan Adiguna sebagai tersangka.

"Jadi, mana mungkin kami menukar pelaku?" Penyidik memperoleh keterangan dari beberapa saksi, Adiguna memang menembakkan senjata apinya ke kepala Rudy.

Kemarin, Solidaritas Mahasiswa Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk Rudy berunjuk rasa di depan Polda Metro dan Hotel Hilton.

Menurut keterangan koordinator aksi Gregorius Bruno Djako,

unjuk rasa melibatkan sedikitnya 1.000 orang. "Selain mahasiswa asal NTT, kami juga menggandeng BEM Universitas Bung Karno (UBK)," ujarnya.

Unjuk rasa bertujuan agar proses hukum terhadap Adiguna tetap berjalan pada jalurnya. Bahkan, mereka meminta polisi tidak membelokkan kasus ini ke arah kepemilikan senjata api gelap.

"Akan tetapi harus pada pokok permasalahannya, yakni Adiguna melakukan pembunuhan," tegasnya.

Ketua Umum Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS) Rachmawati Soekarnoputri meminta penyelidikan tersangka Adiguna Sutowo dilakukan secara tuntas, transparan, dan tidak ada rekayasa.

Rachmawati menyatakan hal itu saat turut bergabung dalam demonstrasi yang diikuti 500 mahasiswa UBK di Polda Metro. Rachmawati diterima Kapolda Metro Jaya Irjen Firman Gani dan Kepala Pusat Reserse Mathius Salempang.

Kehadiran Rachmawati meminta agar kasus penembakan Rudy, salah seorang mahasiswa UBK, diusut tuntas. Rudy ditembak di Bar Fluid Hotel Hilton pada malam pergantian tahun 2005. Tersangka kasus ini adalah Adiguna, salah seorang pemilik Hotel Hilton.

Canisius Sosa Jeen, mahasiswa UBK, yang berdemo mengecek keberadaan Adiguna di sel Mapolda Metro. Dia mewakili rekan-rekannya merasa khawatir bahwa Adiguna tidak ada di sel.

Namun ketika dia mendatangi sel, Canisius Cosa mengaku telah bertemu dan melihat langsung Adiguna dalam tahanan. "Saya melihat Adiguna Sutowo selama satu menit. Dia memakai kaus cokelat muda. Dia tampak kebingungan." (bu,dtc-